Apa Budaya Asli Tajikistan yang Larang Hijab karena Dianggap Asing? – CNN Indonesia – https://bit.ly/4eEEvPT #Opsiin #Kopiminfo

June 28, 2024 at 06:00AM

Apa Budaya Asli Tajikistan yang Larang Hijab karena Dianggap Asing?

tentara-tajikistan-membaca-koran-di-kota-dushanbe_169.jpeg?w=650 Jakarta, CNN Indonesia

Pemerintah Tajikistan baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang melarang penggunaan hijab di negara mayoritas Muslim tersebut.

Parlemen Tajikistan mengadopsi rancangan undang-undang (RUU) mengenai "tradisi dan perayaan."

RUU itu melarang penggunaan, mengimpor, menjual, dan memasarkan "pakaian asing bagi budaya Tajik". Mayoritas pejabat dan publik menyebut larangan itu ditujukan terhadap pakaian khas Muslim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah beralasan larangan penggunaan hijab dan atribut keagamaan lainnya adalah "demi melindungi nilai-nilai budaya nasional" dan "mencegah takhayul serta ekstremisme".

Seperti apa budaya Tajik?

Istilah Tajik merujuk pada etnis kuno yang tersebar di Asia Tengah, paling banyak di Tajikistan dan Afghanistan.

Suku Tajik umumnya berbahasa Persia dan memiliki ciri yang mirip dengan ras Kaukasus, yakni berhidung mancung, berkulit putih, serta bermata lebar.

Sebagian besar Suku Tajik memeluk agama Islam alias Muslim. Mereka kebanyakan menganut mazhab Sunni Hanafi dan Syiah Ismaili.

Sebagai mayoritas penduduk Tajikistan, orang-orang Tajik memiliki kebudayaan yang tak lepas dari campur tangan Uni Soviet. Tajikistan merupakan negara pecahan Uni Soviet.

Menurut laman The Ismaili, salah satu budaya Tajikistan yang mendapat pengaruh Uni Soviet yakni pakaian tradisionalnya. Pakaian tradisional Tajikistan berwarna merah cerah seperti milik Soviet.

Pakaian tradisional ini pun masih umum digunakan hingga kini. Ini sesuai dengan dorongan pemerintah Tajikistan yang menginginkan warganya untuk lebih sering mengedepankan budaya.

Meski begitu, jauh sebelum pakaian berwarna cerah tersebut, masyarakat adat di Tajikistan yakni Ismailiyah di Gorno-Badakhshan sebetulnya memiliki pakaian adatnya sendiri.

Pakaian adat tersebut yakni Pamiri, pakaian berwarna putih dengan bagian pinggang menyempit. Pasca keruntuhan Soviet, pakaian adat Pamiri pun mulai kembali dikenakan masyarakat.

Selain soal pakaian, orang Tajikistan juga memiliki makanan khas Tajik. Umumnya, makanan khas Tajik meliputi nasi, roti, daging sebagai makanan pokok, dengan penggunaan rempah-rempah yang lembut di tiap masakan.

Selain itu, orang Tajik juga dikenal senang minum teh hijau, demikian dikutip dari Britannica.

Bicara soal budaya, tentu tak lepas dari literatur atau sastra. Para penulis dari Tajikistan telah memberikan kontribusi penting pada sastra sejak abad ke-10 M.

Sastra Tajik berasal dari tradisi sastra Persia. Orang Tajik menganggap Shah-nameh sebagai epos nasional dan menghargai karya-karya Rumi.

Masyarakat Tajik juga dikenal gemar membuat karpet. Bagi masyarakat Timur Tengah, karpet, runner, gorden, dan berbagai jenis produk kain pada dasarnya menggantikan furnitur.

Di Tajikistan, karpet dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan tujuannya, yakni karpet dinding, karpet lantai dan runner, serta permadani, demikian dikutip dari Kedutaan Besar Tajikistan untuk Malaysia.

(blq/dna)

Artikel ini juga terbit di https://bit.ly/4eEEvPT Informasi Terkini, terpopuler serta pilihan dari berbagai sumber terpercaya di https://bit.ly/3GMnTDt dan https://bit.ly/3ZMHEFj

Pos Pusat Media & Informasi Pilihan, Kunjungi https://bit.ly/3RQ4R7F

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.